Jumat, 16 Desember 2011

"KULTUR LITERASI MAHASISWA"


UPAYA meningkatkan mutu pendidikan saat ini terus digalakkan. Namun sering terjadi kontradiksi antara harapan dan kenyataan. Kemajuan teknologi dan modernisasi semestinya meningkatkan kualitas pendidikan, tetapi ternyata mutu pendidikan malah turun. Kualitas pendidikan di negeri ini belakangan jauh tertinggal dari negara-negara tetangga.

Melihat survei Times Higher Education Supplement (THES) 2006, perguruan tinggi Indonesia baru bisa menjebol deretan 250 yang diwakili Universitas Indonesia (UI) — di bawah prestasi Universitas Kebangsaan Malaysia (UKM) pada urutan ke-185. Tahun 2007, menurut survei THES dari 3.000 unversitas di dunia, ITB baru berada pada urutan 927 sekaligus jadi perguruan tinggi top di Indonesia.

Mutu rendah pendidikan dipengaruhi antara lain oleh kultur literasi yang rendah di kalangan mahasiswa. Mahasiswa penyumbang terbesar kultur literasi di negara kita. Namun seiring perjalanan waktu, tradisi membaca mahasiswa beralih ke tradisi lisan. Mahasiswa kini cenderung mencari informasi melalui media elektronik. Mahasiswa lebih suka mendapat informasi yang “dibacakan”, berlaku sebagai “pembaca pasif” yang dengan tenang mengunyah renyah segala persepsi yang dikemukakan televisi. Belum lagi budaya nongkrong di kafe, mal, nonton film makin meminggirkan mahasiswa dari tradisi membaca.

Fenomena itu disebut Ignas Kleden sebagai kelisanan sekunder. Budaya kelisanan sekunder menggambarkan kemampuan baca-tulis tak terlalu dibutuhkan karena sumber informasi lebih bersifat audiovisual. Mahasiswa sebagai sumber daya manusia terdidik dan terpelajar seharusnya lebih unggul sebagai inisiator, motivator, dan kreator. Dan, usaha meningkatkan pendidikan berkualitas berawal dari sumber daya manusia yang berilmu dan mampu menyerap setiap informasi yang berkembang. Itu semua diperoleh melalui membaca.

Literasi merupakan istilah yang memiliki banyak turunan, sesuai dengan subjek. Literasi antara lain memiliki turunan literasi media, literasi teknologi, literasi komputer, literasi politik, new literacy studies. Literasi semula mengacu ke kemampuan membaca dan menulis, tetapi kini definisi itu tak mencukupi. Apalagi jika dikontekskan dengan teknologi tinggi yang menjadi ciri tahun 2000-an. Jadi standar literasi pun beragam, sesuai yang mendefinisikan, tergantung pada banyak faktor yang mempengaruhi, misalnya masyarakat, fasilitas, kebutuhan, dan fungsinya.

Amerika Serikat, misalnya, menetapkan tiga standar area literasi bagi kaum dewasa muda. Pertama, literasi prosa yang berhubungan dengan mambaca dan kemampuan menafsirkan. Kedua, literasi dokumen yang mensyaratkan mampu mengidentifikasi dan menggunakan informasi dalam beragam bentuk dokumen. Ketiga, literasi kuantitatif yang melibatkan penggunaan angka pada isi informasi pada barang cetakan.

Dalam cultural studies, perdebatan tentang literasi juga fokus pada tiga hal, yakni bagaimana literasi memengaruhi psikologi individu, organisasi sosial, dan reproduksi budaya. Apa yang akan terjadi pada generasi muda, jika mahasiswa yang dekat dengan melek baca-tulis saja tak lagi mentradisikan membaca dan menulis?

Indikator Kualitas Rendahnya tradisi literasi mahasiswa menjadikan mahasiswa sebagai pelaku pasif, penonton informasi. Meminjam istilah Baudrillard, penonton adalah sesosok objek yang tak memiliki jati diri yang hakiki, hanya “terminal” dari bermacam jaringan tanda yang berseliweran. Mereka dengan sukarela membuang identitas diri untuk bisa meraih suatu kesatuan imajiner dengan “yang lain”. Penonton seperti itu disebut the silent majority, tak lebih dari sekadar mayoritas diam.

Itu berbeda dari proses membaca buku yang tentu lebih “sulit”, membutuhkan keaktifan untuk menelusuri teks yang tersaji di setiap halaman, mengolah, lalu menerjemahkan untuk mendapatkan persepsi tertentu.

Giddens dalam The Third Way merekomendasikan, pendidikan yang berkualitas merupakan syarat mutlak mencapai kemajuan pada era global. Untuk mencapai pendidikan berkualitas perlu perangkat dan pendukung pendidikan yang lengkap dan maju, seperti perpustakaan yang ideal dan professional serta sumber daya manusia yang profesional. Profesionalisme ditentukan oleh mutu mahasiswa, yaitu yang memiliki banyak informasi dan ilmu pengetahuan.

Kita memang tak dapat memastikan apa yang akan terjadi pada masa datang. Namun setidaknya energi kepenulisan dan semangat tetap bergelut di ruang baca perlu dijaga. Sebab, karena dari mereka yang terus membaca kita sering mendapatkan ide segar, pemikiran cemerlang, dan gagasan yang menggugah. 

Selasa, 01 November 2011

ETIKA BISNIS

I. PENGERTIAN ETIKA

Istilah Etika berasal dari bahasa Yunani kuno. Bentuk tunggal kata ‘etika’ yaitu ethos sedangkan bentuk jamaknya yaitu ta etha. Ethos mempunyai banyak arti yaitu : tempat tinggal yang biasa, padang rumput, kandang, kebiasaan/adat, akhlak,watak, perasaan, sikap, cara berpikir. Sedangkan arti ta etha yaitu adat kebiasaan.
Arti dari bentuk jamak inilah yang melatar-belakangi terbentuknya istilah Etika yang oleh Aristoteles dipakai untuk menunjukkan filsafat moral. Jadi, secara etimologis (asal usul kata), etika mempunyai arti yaitu ilmu tentang apa yang biasa dilakukan atau ilmu tentang adat kebiasaan (K.Bertens, 2000).
Etika biasanya berkaitan erat dengan perkataan moral yang merupakan istilah dari bahasa Latin yaitu, yaitu “Mos” dan dalam bentuk jamaknya yaitu ‘Mores”, yang berarti juga adat kebiasaan atau cara hidup seseorang dengan melakukan perbuatan yang baik (kesusilaan) dan menghindari tindakan hal – hal yang buruk. Etika dam moral kurang lebih mempunyai pengertian yang sama, tetapi dalam kegiatan sehari – hari terdapat perbedaan, yaitu moral untuk penilaian perbuatan yang dilakukan, sedangkan etika adalah untuk pengkajian sistem nilai – nilai yang berlaku.
Istilah lain yang identik dengan etika, yaitu : usila (sanskerta), lebih menunjukkan kepada dasar – dasar, prinsip, aturan hidup (sila) yang lebih baik (su). Dan yang kedua adalah akhlak (Arab), berarti moral, dan etika berarti ilmu akhlak.
Menurut para ahli, etika tidak lain adalah aturan perilaku, adat kebiasaan manusia dalam pergaulan antara sesamanya dan menegaskan mana yang benar dan mana yang buruk.
Berikut ini merupakan pengertian etika menurut para ahli, antara lain yaitu :
• Etika adalah ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral (akhlaq); kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlaq; nilai mengenai nilai benar dan salah, yang dianut suatu golongan atau masyarakat. (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1989)

• Etika adalah suatu ilmu yang membahas tentang bagaimana dan mengapa kita mengikuti suatu ajaran moral tertentu atau bagaimana kita harus mengambil sikap yang bertanggung jawab berhadapan dengan pelbagai ajaran moral. (Suseno, 1987)


• Etika sebenarnya lebih banyak bersangkutan dengan prinsip-prinsip dasar pembenaran dalam hubungan tingkah laku manusia. (Kattsoff, 1986)
Peranan etika bagi aktivitas mahasiswa yaitu menjadi landasan dalam melakukan kegiatan yang tetap mengacu atau melihat nilai-nilai dan norma-norma, sehingga segala perbuatan dan tingkah laku kita dapat diterima masyarakat.

Selain itu pemahaman tentang arti etika itu sendiri dapat disimpulkan sebagai berikut, antara lain yaitu :
• Etika menyangkut cara dilakukannya suatu perbuatan sekaligus memberi norma dari perbuatan itu sendiri. Misal : Dilarang mengambil barang milik orang lain tanpa izin karena mengambil barang milik orang lain tanpa izin sama artinya dengan mencuri. “Jangan mencuri” merupakan suatu norma etika. Di sini tidak dipersoalkan apakah pencuri tersebut mencuri dengan tangan kanan atau tangan kiri.

• Etika selalu berlaku, baik kita sedang sendiri atau bersama orang lain. Misal: Larangan mencuri selalu berlaku, baik sedang sendiri atau ada orang lain. Atau barang yang dipinjam selalu harus dikembalikan meskipun si empunya barang sudah lupa.

• Etika bersifat absolut. “Jangan mencuri”, “Jangan membunuh” merupakan prinsip-prinsip etika yang tidak bisa ditawar-tawar.

• Etika memandang manusia dari segi dalam. Orang yang etis tidak mungkin bersifat munafik, sebab orang yang bersikap etis pasti orang yang sungguh-sungguh baik.

Selain membahas mengenai pengertian etika yang sebenarnya, berikut ini merupakan peranan atau fungsi dari etika, antara lain yaitu :
1. Dengan etika seseorang atau kelompok dapat menegemukakan penilaian tentang perilaku manusia

2. Menjadi alat kontrol atau menjadi rambu-rambu bagi seseorang atau kelompok dalam melakukan suatu tindakan atau aktivitasnya sebagai mahasiswa

3. Etika dapat memberikan prospek untuk mengatasi kesulitan moral yang kita hadapi sekarang.

4. Etika dapat menjadi prinsip yang mendasar bagi mahasiswa dalam menjalankan aktivitas kemahasiswaanya.

5. Etika menjadi penuntun agar dapat bersikap sopan, santun, dan dengan etika kita bisa di cap sebagai orang baik di dalam masyarakat.

II. ETIKA DALAM BERBISNIS

Sesuai dengan fungsinya baik secara mikro maupun makro, sebuah bisnis yang baik harus memiliki etika dan tanggung jawab sosial. Nantinya, jika sebuah perusahaan memiliki etika dan tanggung jawab sosial yang baik, bukan hanya lingkungan makro dan mikronya saja yang akan menikmati keuntungan, tetapi juga perusahaan itu sendiri.
Definisi etika bisnis sendiri sangat beraneka ragam tetapi memiliki satu pengertian yang sama, yaitu pengetahuan tentang tata cara ideal pengaturan dan pengelolaan bisnis yang memperhatikan norma dan moralitas yang berlaku secara universal dan secara ekonomi/sosial, dan penerapan norma dan moralitas ini menunjang maksud dan tujuan kegiatan bisnis (Muslich,1998:4). Ada juga yang mendefinisikan etika bisnis sebagai batasan-batasan sosial, ekonomi, dan hukum yang bersumber dari nilai-nilai moral masyarakat yang harus dipertanggungjawabkan oleh perusahaan dalam setiap aktivitasnya (Amirullah & Imam Hardjanto, 2005).
Pelanggaran etik bisnis di perusahaan memang banyak, tetapi upaya untuk menegakan etik perlu digalakkan. Misalkan, perusahaan tidak perlu berbuat curang untuk meraih kemenangan. Hubungan yang tidak transparan dapat menimbulkan hubungan istimewa atau kolusi dan memberikan peluang untuk korupsi.
”Pelanggaran etika perusahaan terhadap pelanggannya di Indonesia merupakan fenomena yang sudah sering terjadi. Contoh terakhir adalah pada kasus Ajinomoto. Kehalalan Ajinomoto dipersoalkan Majelis Ulama Indonesia (MUI) pada akhir Desember 2000 setelah ditemukan bahwa pengembangan bakteri untuk proses fermentasi tetes tebu (molase), mengandung bactosoytone (nutrisi untuk pertumbuhan bakteri), yang merupakan hasil hidrolisa enzim kedelai terhadap biokatalisator porcine yang berasal dari pankreas babi,”.
Kasus lainnya, terjadi pada produk minuman berenergi Kratingdeng yang sebagian produknya diduga mengandung nikotin lebih dari batas yang diizinkan oleh Badan Pengawas Obat dan Minuman. ”Oleh karena itu perilaku etis perlu dibudayakan melalui proses internalisasi budaya secara top down agar perusahaan tetap survive dan dapat meningkatkan kinerja keuangannya,”.
Etika bisnis tidak akan dilanggar jika ada aturan dan sangsi. Kalau semua tingkah laku salah dibiarkan, lama kelamaan akan menjadi kebiasaan. Repotnya, norma yang salah ini akan menjadi budaya. Oleh karena itu bila ada yang melanggar aturan diberikan sangsi untuk memberi pelajaran kepada yang bersangkutan.

Upaya yang dapat dilakukan oleh perusahaan untuk menegakkan budaya transparansi antara lain:
• Penegakkan budaya berani bertanggung jawab atas segala tingkah lakunya. Individu yang mempunyai kesalahan jangan bersembunyi di balik institusi. Untuk menyatakan kebenaran kadang dianggap melawan arus, tetapi sekarang harus ada keberanian baru untuk menyatakan pendapat.
• Ukuran-ukuran yang dipakai untuk mengukur kinerja jelas. Bukan berdasarkan kedekatan dengan atasan, melainkan kinerja.
• Pengelolaan sumber daya manusia harus baik.
• Visi dan misi perusahaan jelas yang mencerminkan tingkah laku organisasi.

Contoh etika bisnis pada beberapa perusahaan :
Beberapa tahun terakhir ada beberapa berita yang mempertanyakan apakah etika dan bisnis berasal dari dua dunia berlainan. Pertama, melubernya lumpur dan gas panas di Kabupaten Sidoarjo yang disebabkan eksploitasi gas PT Lapindo Brantas. Kedua, obat antinyamuk HIT yang diketahui memakai bahan pestisida berbahaya yang dilarang penggunaannya sejak tahun 2004. Dalam kasus Lapindo, bencana memaksa penduduk harus ke rumah sakit. Perusahaan pun terkesan lebih mengutamakan penyelamatan aset-asetnya daripada mengatasi soal lingkungan dan sosial yang ditimbulkan. Pada kasus HIT, meski perusahaan pembuat sudah meminta maaf dan berjanji akan menarik produknya, ada kesan permintaan maaf itu klise. Penarikan produk yang kandungannya bisa menyebabkan kanker itu terkesan tidak sungguh-sungguh dilakukan. Produk berbahaya itu masih beredar di pasaran. Kondisi lain adalah adanya kondisi masyarakat Irian yang masih terbelakang, sementara hasil kekayaan yang dimiliki wilayah tersebut diambil oleh PT. FREEPORT tanpa meningkatkan kesejahterahaan masyarakat sekitarnya.

Atas kasus-kasus itu, perusahaan-perusahaan tersebut terkesan melarikan diri dari tanggung jawab. Sebelumnya, kita semua dikejutkan dengan pemakaian formalin pada pembuatan tahu dan pengawetan ikan laut serta pembuatan terasi dengan bahan yang sudah berbelatung. Dari kasus-kasus yang disebutkan sebelumnya, bagaimana perusahaan bersedia melakukan apa saja demi laba. Wajar bila ada kesimpulan, dalam bisnis, satu-satunya etika yang diperlukan hanya sikap baik dan sopan kepada pemegang saham. Harus diakui, kepentingan utama bisnis adalah menghasilkan keuntungan maksimal bagishareholders. Fokus itu membuat perusahaan yang berpikiran pendek dengan segala cara berupaya melakukan hal-hal yang bisa meningkatkan keuntungan. Kompetisi semakin ketat dan konsumen yang kian rewel sering menjadi faktor pemicu perusahaan NISmengabaikan etika dalam berbisnis.


Peranan Etika Dalam Kehidupan Sehari – Hari

Etika merupakan penyelidikan filsafat mengenai kewajiban-kewajiban manusia serta tingkah laku menusia dilihat dari segi baik dan buruknysa tingkah laku tersebut. Etika bertugas memberi jawaban atas pertanyaan-pertanyaan berikut : Atas dasar hak apa orang menuntut kita untuk tunduk terhadap norma-norma yang berupa ketentuan, kewajiban, larangan, dan sebagainya ? Bagaimana kita bias menilai norma-norma itu ? Pertanyaan ini timbul dalam benak kehidupan kita sehari-hari. Etika memiliki sifat dasar, yiatu kritis; mempersoalkan norma-norma yang dianggap berlaku; menyelidiki dasar norma-norma itu; mempersoalkan hak dari setiap lembaga untuk memberi perintah & larangan untuk ditaati. Intinya, etika itu menuntut orang agar bersikap rasional terhadap semua norma yang pada akhirnya membentuk manusia menjadi lebih otonom dan memberi kemungkinan kepada kita untuk mengambil sikap sendiri serta ikut menentukan arah perkembangan masyarakat.
Etika menyelidiki pernyataan-pernyataan moral yang merupakan perwujudan dari pandangan-pandangan dan persoalan-persoalan dalam bidang moral. Jika kita periksa segala macam pernyataan moral, maka kita akan melihat dasar dari berbagai macam pernyataan, yaitu 1) pernyataan tentang tindakan manusia dan 2) pernyataan tentang manusia itu sendiri atau tentang unsure-unsur kepribadian manusia, seperti motif-motif, maksud, dan watak.
Sebuah contoh sederhana mengenai etika adalah ketika seseorang bermaksud untuk menelepon temannya, tetapi orang tersebut menelepon di jam 11 malam. Sekalipun orang yang ditelepon tersebut adalah sahabat dekatnya, atau dia tahu bahwa sahabatnya tersebut biasanya baru tidur di atas jam 12 malam, atau bahkan sahabatnya itu hanya tinggal sendiri di rumahnya, tetap saja bahwa keputusan orang tersebut untuk menelepon pada jam 11 malam dianggap tidak etis. Hal ini dianggap tidak etis karena nilai yang berkembang di masyarakat kita adalah bahwa di atas jam 9 atau jam 10 malam sudah menjadi “jam pribadi” bagi seseorang, dalam arti tidak bisa diganggu lagi untuk masalah atau urusan apa pun, kecuali hal tersebut memang bersifat mendesak (urgent), sehingga bila ada seseorang yang menelepon di atas jam 10 malam akan dianggap tidak etis, apalagi jika hanya untuk membahas hal-hal yang sebenarnya bisa ditunggu hingga keesokan harinya.
Dari contoh sederhana tersebut dapat kita lihat bahwa betapa pentingnya etika dalam kehidupan sehari-hari kita. Etika sangat penting dalam membina hubungan atau relasi kita dengan orang lain. Secara tidak sadar orang yang beretika akan memiliki hubungan yang lebih baik dengan orang lain daripada yang kurang atau bahkan tidak memperhatikan etika. Orang yang beretika pun akan lebih dipandang dan dihargai oleh orang lain walaupun dia tidak pernah meminta atau berharap untuk hal tersebut. Hal penting lainnya adalah bahwa etika sangat berperan dalam pembentukan citra diri seseorang, terlepas dari apakah orang tersebut ikhlas atau tidak, tapi ketika dia tahu mana yang etis dan yang tidak etis, setidaknya orang-orang akan melihat orang tersebut sebagai seseorang yang beretika dan berperilaku baik, dan salah satu manfaatnya adalah untuk dirinya sendiri.
Beberapa orang mungkin tidak begitu menganggap etika sebagai suatu hal serius karena melihat dari konsekuensinya yang hanya berupa sanksi sosial. Kebanyakan orang lebih sibuk dengan kepentingan dirinya sendiri tanpa lagi melihat baik atau buruk dan pantas atau tidak pantas. Hal ini tentu kembali kepada hati tiap manusia karena etika berhubungan dengan rasa, dan rasa ini dirasakan di dalam hati manusia. Hati manusialah yang bisa menilai etis atau tidak etisnya tingkah laku yang dia perbuat. Jika seseorang masih memiliki rasa etika dalam dirinya tentu orang tersebut memiliki hubungan dan citra yang baik di dalam masyarakat, tapi sebaliknya jika seseorang tidak mempedulikan etika tentunya orang tersebut akan dipandang “berbeda” dari lingkungan dan masyarakat karena dianggap tidak dapat melihat dan merasakan mana hal yang baik atau buruk dan pantas atau tidak pantas.

III. PENGERTIAN DAN CONTOH ETIKA TELEOLOGI DAN ETIKA DEONTOLOGI

Etika teleologi dari kata Yunani, telos = tujuan, Mengukur baik buruknya suatu tindakan berdasarkan tujuan yang mau dicapai dengan tindakan itu, atau berdasarkan akibat yang ditimbulkan oleh tindakan itu.
Dua aliran etika teleologi :
- Egoisme Etis : Inti pandangan egoisme adalah bahwa tindakan dari setiap orang pada dasarnya bertujuan untuk mengejar pribadi dan memajukan dirinya sendiri.Satu-satunya tujuan tindakan moral setiap orang adalah mengejar kepentingan pribadi dan memajukan dirinya. Egoisme ini baru menjadi persoalan serius ketika ia cenderung menjadi hedonistis, yaitu ketika kebahagiaan dan kepentingan pribadi diterjemahkan semata-mata sebagai kenikmatan fisik yg bersifat vulgar.
- Utilitarianisme : berasal dari bahasa latin utilis yang berarti “bermanfaat”.
Menurut teori ini suatu perbuatan adalah baik jika membawa manfaat, tapi manfaat itu harus menyangkut bukan saja satu dua orang melainkan masyarakat sebagai keseluruhan.
Dalam rangka pemikiran utilitarianisme, kriteria untuk menentukan baik buruknya suatu perbuatan adalah “the greatest happiness of the greatest number”, kebahagiaan terbesar dari jumlah orang yang terbesar.
Contoh : kewajiban untuk menepati janji

Sedangkan Etika Deontologi memang terkesan berbeda dengan Utilitarisme. Jika dalam Utilitarisme menggantungkan moralitas perbuatan pada konsekuensi, maka dalam Deontologi benar-benar melepaskan sama sekali moralitas dari konsekuensi perbuatan. ”Deontologi” ( Deontology ) berasal dari kata dalam Bahasa Yunani yaitu : deon yang artinya adalah kewajiban. Dalam suatu perbuatan pasti ada konsekuensinya, dalam hal ini konsekuensi perbuatan tidak boleh menjadi pertimbangan. Perbuatan menjadi baik bukan dilihat dari hasilnya melainkan karena perbuatan tersebut wajib dilakukan. Deontologi menekankan perbuatan tidak dihalalkan karena tujuannya. Tujuan yang baik tidak menjadi perbuatan itu juga baik. Di sini kita tidak boleh melakukan suatu perbuatan jahat agar sesuatu yang dihasilkan itu baik, karena dalam Teori Deontologi kewajiban itu tidak bisa ditawar lagi karena ini merupakan suatu keharusan.
Contoh : kita tidak boleh mencuri, berbohong kepada orang lain melalui ucapan dan perbuatan.


DAFTAR PUSTAKA :

• http://duniabaca.com/pengertian-etika-dan-macam-macamnya.html
• http://makalahdanskripsi.blogspot.com/2009/03/pengertian-etika-peranan-dan.html
• http://massofa.wordpress.com/2008/11/17/pengertian-etika-moral-dan-etiket/
• http://imarookie.wordpress.com/2011/01/07/contoh-etika-bisnis-pada-beberapa-perusahaan/
• http://riantiarno.blogspot.com/2010/09/peranan-etika-dalam-kehidupan-sehari.html
• http://fauzanalrasyid.blogspot.com/2011/04/perlunya-etika-bagi-kehidupan-kita.html
• http://dildonk.wordpress.com/2011/10/10/pengertian-contoh-dari-etika-teleologi-deontologi-teori-hak-teori-keutamaan/

Minggu, 29 Mei 2011

SINOPSIS DAN IKHTISAR

I. SINOPSIS

1. Pengertian Sinopsis

Sinopsis merupakan ringkasan suatu karya atau gagasan/ide yang ditulis dalam bentuk narasi. Ada dua jenis sinopsis yaitu sinopsis tulisan lengkap dan sinopsis sebagai persiapan menulis ide. Sinopsis bukanlah resensi, sebab resensi tidak hanya meringkas tetapi juga menyimpulkan kelebihan dan kekurangan buku sesudah dibaca, bahkan dalam resensi penulis dituntut untuk memberi ulasan tentang karya yang berisi pendapat pribadi sesudah melakukan telaah. Umumnya penulis resensi menyeleksi buku-buku secara khusus, yaitu hanya buku-buku yang baru terbit saja dan menarik untuk dikaji atau diresensi.
Dalam sinopsis, keindahan gaya bahasa, ilustrasi, dan penjelasan-penjelasan dihilangkan, tetapi tetap mempertahankan isi dan gagasan umum pegarangnya.
Sinopsis biasanya dibatasi oleh jumlah halaman, misalnya dua atau tiga halaman, seperlima atau sepersepuluh dari panjang karangan asli. Jadi dapat disimpulkan bahwa sinopsis secara obyektif menceritakan isi karya, sedangkan resensi berupa penilaian terhadap suatu karya.

2. Fungsi Sinopsis

Berikut ini merupakan uraian mengenai fungsi dari sinopsis, antara lain yaitu :
a) Memberikan gambaran sekilas dan menyeluruh terhadap isi buku, karya ilmiah, laporan penelitian dll. Jadi harus mencerminkan isi karya.
b) Sinopsis sebuah proposal penelitian: memberikan gambaran tentang permasalahan yang akan dipecahkan dan bagaimana cara memecahkannya.
c) Sinopsis karya ilmiah: memberikan gambaran permasalahan, cara pemecahan dan temuan utama.

3. Menulis Sinopsis Sebuah Karya

Berikut ini merupakan langkah – langkah yang harus diperhatikan dalam menulis sinopsis sebuah karya, antara lain yaitu :
• Membaca dengan seksama karya yang akan dibuat sinopsis.
• Ambil intisari karya yang dibaca untuk dijadikan inti ringkasan.
• Tulis dengan bahasa yang mengalir.
• Tonjolkan keunggulan karya anda.
• Menulis sinopsis adalah melakukan retold.
• Sinopsis sebuah buku antara 500 - 1.000 kata.
• Perlu ilustrasi (cover buku).
• Dipublikasikan di media massa/untuk Umum.
• Tidak mencantumkan biodata penulis.
• Sinopsis bukan resensi.

4. Menulis Sinopsis Ide/Gagasan

Setelah mengetahui bagaimana menulis sinopsis sebuah karya, berikut ini juga akan dibahas mengenai langkah – langkah yang harus diperhatikan dalam menulis sinopsis ide/gagasan, antara lain yaitu :
• Menulis plot-plot ide/gagasan yang akan ditulis sebagai selling-point.
• Tegaskan target-sasaran ide.
• Tulis dengan daya tulisan promosi yang bersifat merayu agar pihak lain tertarik.
• Tonjolkan dengan jelas apa yang akan dijual.
• Panjang sinopsis 750 – 1.500 kata.
• Tulisan dibuka dengan trigger (kalimat yang menggerakan) sebagai daya tarik.
• Mencantumkan biodata penulis/pengarang sebagai selling point.
• Sinopsis ini sebagai cikal bakal karya yang akan ditulis.

5. Menulis Sinopsis yang Baik

Setelah kita mengetahui langkah – langkah bagaimana dalam menulis sinopsis sebuah karya maupun menulis sinopsis ide/gagasan, maka sekarang kita akan membahas bagaimana menulis sinopsis yang baik dalam sebuah karya maupun dalam sebuah ide/gagasan. Di bawah ini ada beberapa tips yang harus diperhatikan, yaitu :

A. Sinopsis Karya
• Membaca materi dengan seksama dan penuh konsentrasi.
• Menyediakan waktu khusus untuk membaca.
• Membaca dalam kondisi rileks, tanpa tekanan.
• Pahami materi.
• Pikirkan sinopsis yang akan ditulis dan siapa pembacanya.
• Tulis sinopsis dengan bahasa yang mudah dimengerti oleh pembaca.

B. Sinopsis Ide/Gagasan
• Pemetaan materi yang akan dijual dan siapa sasarannya?
• Sinopsis yang telah ditulis perlu disertai lembar- lembar presentasi detail gagasan sebagai pendukung.
• Siap menerima kritikan dan melakukan revisi.
• Mempertimbangkan segi ekonomi.
• Siap berbicara untuk mempresentasikan sinopsis.

6. Contoh Sinopsis

Sinopsis novel “JOMBLO NARSIS”

Status jomblo ternyata meresahkan Jono. Ia sangat menginginkan pacar dalam lima tahun terakhir hidupnya. Kejenuhannya sebagai seorang lajang akhirnya membuatnya berkeputusan untuk mencari pacar saat ini juga.
Berbagai cara ditempuh, sampai akhirnya Jono dengan dibantu sahabatnya, Niko mencoba mencari keberuntungannya mendapatkan pacar melalui dunia maya.
Hanya sekali ia mencoba, Jono pun langsung mendapatkan kenalan. Perkenalan tidak sampai disitu, mereka terus berhubungan hingga tahap selanjutnya.
Akan tetapi, semua tidak berjalan sempurna. Kekecewaan dan rasa pahit tidak lagi bisa dihindari. Begitu pula dengan Niko yang harus patah hati. Namun apakah perjuangan berhenti sampai di sini saja? Apakah status jomblo yang lagi – lagi mereka sandang?


II. IKHTISAR

1. Pengertian Ikhtisar

Ikhtisar yaitu penyajian singkat dari suatu karangan asli yang tidak perlu memberikan isi dari seluruh karangan itu secara proporsional atau dengan kata lain ikhtisar merupakan bagian yang sangat penting setelah membuat kesimpulan dan rekomendasi. Ikhtisar mengandung topik persoalan dan tujuan yang akan dicapai melalui topik tersebut.
Menurut Juhara (2003), Ikhtisar adalah penulisan pokok-pokok masalah penulisannya tidak harus berurutan, boleh secara acak atau disajikan dalam bahasa pembuat ikhtisar tanpa mengubah tema sebuah wacana. Ikhtisar berfungsi sebagai garis-garis besar masalah dalam sebuah wacana yang berukuran pendek atau sedang.
Ikhtisar dapat membantu kita dalam pemahaman karangan asli dengan cermat, dan bagaimana harus menulisnya kembali dengan cepat. penulis tidak akan membuat ringkasan dengan baik bila kurang cermat membaca, bila ia tidak sanggup membeda-bedakan gagasan utama dari gagasan-gagasan tambahan. Selain itu juga dapat mempertajam gaya bahasa, serta menghindari uraian-uraian yang panjang lebar yang mungkin menyelusup masuk dalam karangan tersebut
Ikhtisar berbeda dengan ringkasan, walaupun kedua istilah itu sering disamakan tapi sesungguhnya keduanya berbeda. Ringkasan merupakan penyajian singkat dari suatu karangan asli namun tetap mempertahankan urutan isi dan sudut pandang pengarang asli.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa ringkasan merupakan keterampilan mereproduksi hasil karya yang sudah ada dalam bentuk yang singkat. Sedangkan ikhtisar tidak perlu mempertahankan urutan isi karangan asli. Selain itu ikhtisar juga tidak perlu memberikan isi dari karangan secara profesional. Penulis ikhtisar dapat langsung mengemukakan inti atau pokok masalah dan problematika pemecahannya. Sebagai ilustrasi, beberapa bagian atau isi dari beberapa bab, dapat diberikan untuk menjelaskan inti atau pokok masalah tersebut. Sementara bagian atau pokok yang kurang penting dapat dihilangkan. Bentuk ikhtisar lebih bebas daripada ringkasan.

2. Kegunaan Ikhtisar

Sebelum kita mengetahui cara dalam membuat ikhtisar, sebaiknya terlebih dahulu kita mengetahui fungsi atau kegunaan dari ikhtisar itu sendiri. Berikut ini merupakan fungsi dari ikhtisar, antara lain yaitu :
• Untuk mengembangkan ekspresi serta penghematan kata
• Memahami dan mengetahui isi sebuah buku atau karangan
• Membimbing dan menuntun seseorang agar dapat

3. Cara Membuat Ikhtisar

Setelah kita mengetahui fungsi ikhtisar, berikut ini merupakan cara bagaimana dalam membuat sebuah ikhtisar yang baik, antara lain yaitu :
• Membaca naskah asli beberapa kali ( setidak-tidaknya dua kali )
• Membuat kerangka bacaan dengan menuliskan pikiran utama atau pikiran pokok yang terdapat dalam naskah.
• Menulis ikhtisar.

4. Contoh Ikhtisar

Sekitar 30.000 hingga 50.000 orang berkumpul di kota Hiroshima, Jepang untuk mengenang peristiwa jatuhnya bom atom di kota itu pada tanggal 6 Agustus 1945 yang menewaskan sekitar 14.000 jiwa. Mereka bersama-sama mengheningkan cipta selama 60 detik dan melepaskan ratusan burung dara pada upacara peringatan ini. Upacara tersebut akan dilanjutkan pada hari Kamis 9 Agustus 2001 di kota Nagasaki yang 56 tahun yang lalu juga dibom oleh AS sehingga menewaskan sekitar 70.000 orang pada peringatan itu Perdana Menteri Jepang Junichiro Koizumi meminta kepada seluruh dunia untuk menghapus senjata nuklir.

DAFTAR PUSTAKA :
• http://www.uripsantoso.files.wordpress.com/2008/07/minggu-62.ppt
• http://id.shvoong.com/writing-and-speaking/2155440-definisi-ringkasan-dan-ikhtisar/
• http://pusat-akademik.blogspot.com/2008/10/menulis-sinopsis-ikhtisar-dan-ringkasan.html
• http://id.shvoong.com/writing-and-speaking/2155440-definisi-ringkasan-dan-ikhtisar/#ixzz1NNJi7lv5

this me.. :D

this me.. :D
saya saya saya