Pages

Kamis, 07 April 2011

PROPOSAL DAN LAPORAN

1. PROPOSAL

1.1 Arti dan Fungsi Proposal
Proposal dalam bahasa Indonesia berasal dari kata:
Propos: mengsusulkan
Secara umum berarti: Suatu konsep pemikiran dalam bentuk tulisan tentang sesuatu proyek kegiatan yang akan dilaksanakan. Konsep pemikiran harus memberikan informasi yang jelas dari mulai awal mengenai latar belakang dan tujuan diadakannya kegiatan tersebut. Sarana dan prasarana yang mendukung data-data teknis operasional yang akan dilaksanakan ini semua harus tersusun dalam bahasa yang bai dan teknis penyusunan yang efektif.
Jadi fungsi proposal adalah memberikan informasi yang sejelas-jelasnya kepada orang atau lembaga atau instansi yang terlibat atau mempunyai relevansi yang kuat dengan kegiatan yang akan dilaksanakan.

1.2 Jenis – Jenis Proposal
Berdasarkan bentuknya, proposal dapat dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu: proposal berbentuk formal, semiformal, dan nonformal. Proposal berbentuk formal terdiri atas tiga bagian utama, yaitu:
1) bagian pendahuluan, yang terdiri atas: sampul dan halaman judul, surat pengantar (kata pengantar), ikhtisar, daftar isi, dan pengesahan permohonan;
2) isi proposal, terdiri atas: latar belakang, pembatasan masalah, tujuan, ruang lingkup, pemikiran dasar (anggapan dasar), metodologi, fasilitas, personalia (susunan panitia), keuntungan dan kerugian, waktu, dan biaya;
3) bagian pelengkap penutup, yang berisi daftar pustaka, lampiran, tabel, dan sebagainya.
Proposal semiformal dan nonformal merupakan variasi atau bentuk lain dari bentuk proposal formal karena tidak memenuhi syarat-syarat tertentu atau tidak selengkap seperti proposal bentuk formal.

1.3 Ciri – Ciri Proposal
1. Proposal dibuat untuk meringkas kegiatan yang akan dilakukan
2. Sebagai pemberitahuan pertama suatu kegiatan
3. Berisikan tujuan-tujuan, latar belakang acara
4. Pastinya proposal itu berupa lembaran-lembaran pemberitahuan yang telah di jilid yang nantinya diserahkan kepada si empunya acara
5. dan lain-lain yang sulit untuk dijelaskan (dicari).

1.4 Manfaat Proposal
• Menjadi rencana yang mengarahkan panitia dalam melaksanakan kegiatan tersebut.
• Menjelaskan secara tidak langsung kepada
pihak-pihak yang ingin mengetahui kegiatan
tersebut.
• Untuk meyakinkan para donatur/ sponsor agar
mereka memberikan dukungan material maupun
finansial dalam mewujudkan kegiatan yang telah
direncanakan.

1.5 Hal – Hal Yang Harus Diperhatikan Dalam Membuat Proposal
• Penyusunan proposal hendaknya menunjuk orang atau beberapa
orang yang ahli dalam menyusun proposal, sebaiknya yang
memiliki keterkaitan dengan kegiatan yang diselenggarakan.
• Penyusun proposal mempersiapkan bahan-bahan dan informasi
yang diperlukan, yaitu berupa bahan2 hasil kesepakatan seluruh
panitia.
• Menyusun draft proposal dengan sistematis, menarik, dan realistis.
• Proposal dibicarakan dalam forum musyawarah untuk dibahas,
direvisi dan disetujui.
• Dibuat proposal yang telah disempurnakan untuk dipergunakan
sebagaimana mestinya.
• Proposal diperbanyak dan didistribusikan kepada pihak-pihak yang
dituju, baik internal maupun eksternal.


1.6 Sistematika Penulisan Proposal

Pada umumnya sistematika penulisan proposal yaitu sebagai berikut :
1. Bagian awal
• Halaman judul
• Halamn persetujuan dan pengesahan (pada laporan penelitian ,sebelum halaman kata pengantar dicantumkan intisari /abstrak)
• Halaman kata pengantar atau prakata
• Daftar isi
• Daftar tabel (jika ada)
• Daftar gambar (jika ada)
• Daftar lampiran (jika ada)

2. Bagian utama

A. BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah
2. Rumusan masalah
3. Tujuan penelitian
4. Ruang lingkup
5. Manfaat penelitian

B. BAB II TINJAUAN PUSTAKA
1. Landasan teori/ tinjauan teoretis
2. Kerangak teori
3. Kerangka konsep
4. Hipotesis atau pertamyaan penelitian (jika ada hipotesis)

C. BAB III METODE PENELITIAN ATAU CARA PENELITIAN
• Jenis penelitian
• Populasi sample (untuk penelitian disertai unit penelitian )
• Variabel penelitian (untuk penelitian laboratorium / eksperimental, sebelum variabel penelitian dicantumkan bahan dan alat)
• Definisi operasioanal variabel atau istilah –istilah lain yang digunakan untuk memberi batasan operasional agar jelas yang dimahsud dalam penelitian itu.
• Desain / rancangan penelitian ( tidak harus , kecuali pada penelitian eksperimental)
• Lokasi dan waktu penelitian
• Teknik pengumplan data.
• Instrumen penelitian yang digunakan
• Pengolahan dan Analisis data
Khusus laporan penelitian dilanjutkan dengan bab IV -VI berikut ini :
D. BAB IV – HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
E. BAB V – KESIMPULAN DAN SARAN
F. BAB VI – RINGKASAN

3. Bagian akhir

1. Daftar pustaka
2. Lampiran – lampiran;
• Instrumen penelitian
• Berbagai data sekunder yang diperlukan
• Anggaran penelitian


2. LAPORAN


2.1 Pengertian Laporan


Laporan ialah suatu wahana penyampaian berita, informasi, pengetahuan atau gagasan dari seseorang kepada orang lain. Laporan dapat berbentuk lisan dan tulisan
Laporan Ilmiah merupakan laporan yang berisikan serangkaian hasil pemikiran yang diperoleh dari hasil penelitian, pengamatan ataupun peninjauan.

2.2 Fungsi Laporan
Laporan mempunyai beberapa fungsi, antara lain yaitu :
a. Laporan berfungsi untuk membantu penerima laporan mengambil keputusan berdasarkan fakta dan gagasan yang dikemukakan penulisnya
b. Di dalam suatu organisasi yang besar, seorang pimpinan dapat mengetahui dan mengendalikan perkembangan yang terjadi pada seksi-seksi yang ada dalam organisasinya dengan mempelajari laporan yang diterimanya
c. Bagi seorang pimpinan, laporan dapat mempersingkat jarang dan waktu
d. Laporan berfungsi juga sebagai penyimpan ilmu pengetahuan, di samping sebagai alat penyebarannya
e. Laporan merupakan wahan yang sangat efektif bagi pemikiran yang kreatif
f. Laporan dapat juga digunakan untuk menilai kemampuan dan ketrampilan pembuat laporan

2.3 Tujuan Laporan
Tujuan laporan antara lain :
a. Mengetahui kemajuan dan perkembangan suatu masalah.
b. Mengadakan pengawasan dan perbaikan.
c. Mengambil suatu keputusan yang lebih efektif.

2.4 Jenis – Jenis Laporan
Menurut jenisnya laporan dibedakan atas laporan formal dan laporan non formal.
Laporan formal adalah laporan yang memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. ada halaman judul
b. ada surat atau pernyataan penyesalan
c. ada daftar isi
d. ada ikhtisar atau abstrak
e. ada pendahuluan, isi, dan penutup
Laporan non formal adalah laporan yang tidak memenuhi beberapa unsur formal di atas. Laporan ini bersifat pribadi yang disesuaikan dengan kepentingan penulisannya.

2.5 Bentuk – Bentuk Laporan
Berdasarkan bentuknya laporan dapat dibedakan atas:
a. Laporan berbentuk formulir isian
b. Laporan berbentuk surat
c. Laporan berbentuk memorandum atau nota
d. Laporan jurnalistik
e. Laporan ilmiah/penelitian (makalah, skripsi tesis, dan disectasi)
f. Laporan percobaan
g. Laporan hasil pengamatan
h. Laporan perjalanan

2.6 Format Laporan Ilmiah
1. Laporan Hasil Seminar/Diskusi/Temu Ilmiah
1. Cover (5 bagian)
2. Kata Pengantar
3. Daftar Isi
Format : I. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Kegiatan
2. Permasalahan yang Dibahas
3. Tempat dan Waktu
4. Tujuan dan Manfaat
5. Peserta
6. Pembicara
II. PELAKSANAAN SEMINAR/DISKUSI/TEMU ILMIAH
1. Pointers dari setiap Pembicara dan
tanggapan peserta
2. Catatan lain yang dianggap penting
III. PENUTUP
1. Kesimpulan
2. Saran dan atau Rekomendasi
LAMPIRAN-LAMPIRAN

2. Laporan hasil Pengkajian/Penelitian Ilmiah
1. Cover (5 bagian)
2. Kata Pengantar
3. Daftar Isi
4. Daftar Tabel/grafik
5. Abstrak
Format : I. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah
2. Permasalahan Penelitian
3. Tujuan dalam Kegiatan Penelitian

II. KERANGKA TEORI/PEMIKIRAN
1. Teori-teori yang digunakan dalam
penelitian (kuantitatif)
2. Kerangka pemikiran (kualitatif)
Catatan :
Jika kuantitatif, masih harus dilaporkan
a) Hipotesis;
b) Definisi dan Operasionalisasi
Konsep.

III. METODOLOGI PENELITIAN
1. Kuantitatif
1.1. Metoda
1.2. Sifat Penelitian
1.3. Populasi dan Sampling
1.4. Teknik Pengumpulan Data
1.5. Teknik Pengolahan Data
1.6. Teknik Analisis Data

2. Kualitatif

2.1. Metode
2.2. Teknik penentuan Narasumber
2.3. Narasumber
2.4. Teknik Pengumpulan Data
2.5. Teknik Pengolahan Data
2.6. Teknik Analisis Data

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
1. Gambaran Umum Obyek Penelitian
2. Deskripsi Data
3. Analisis data
4. Pembahasan

V. PENUTUP
1. Kesimpulan
2. Saran-saran

- DAFTAR PUSTAKA
- LAMPIRAN



CONTOH PROPOSAL

SKRIPSI BIMBINGAN ORANG TUA DAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBINA AKHLAK SISWA


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Membina akhlak merupakan bagian yang sangat penting dalam tujuan Pendidikan Nasional. Sebagaimana tercantum dalam Undang – Undang No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional yang menyatakan bahwa tujuan Pendidikan Nasional adalah untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlaq mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab.
Disamping itu, banyaknya tindak criminal yang dilakukan para remaja dan seringnya terjadi tawuran antar pelajar disinyalir sebagai akibat dari tidak berhasilnya Pembinaan Akhlaq dan Budi Pekerti pada siswa. Kegagalam pembina akhlaq akan menimbulkan masalah yang sangat besar, bukan saja pada kehidupan bangsa saat ini tetapi juga masa yang akan datang.
Ini pada posisi yang sangat penting, bahkan membina akhlaq merupakan inti dari ajaran islam. Rosulullah saw bersabda, yang diwirayatkan oleh Ahmad :
Artinya : Sesunguguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlaq yang mulia”.

Menurut sebagian ahli bahwa akhlaq tidak perlu dibentuk, karena akhlaq adalah instinct atau gorizah yang dibawa manusia sejak lahir. Dalam pendangan ini, maka akhlaq yang tumbuh dengan sendirinya walaupun tanpa dibentuk atau usahakan. (Abidin Nata, 1996 : 154)
Namun pendapat lain mengatakan bahwa akhlaq adalah hasil dari pendidikan, latihan, pembinaan dan perjuangan keras dan sungguh – sungguh. Imam Al-Ghazali misalnya mengatakan sebagai berikut :

Artinya : ”Seandainya akhlaq itu tidak dapat menerima perubahan, maka batalah
fungsi wasiat, nasihat dan pendidikan dan tidak ada pula fungsinya hadist
nabi yang mengatakan ”Perbaikilah Akhlaq kamu sekalian ”.(Abudin Nata,
1996 : 154).
Pada kenyataan di lapangan usaha-usaha pembina akhlaq melalui berbagai lembaga pendidikan dan mulia berbagai macam metode terus dikembangkan. Ini menunjukan bahwa akhlaq memang pelu dibina dan pembinaan ini ternyata membawa hasil berupa terbentuknya pribadi-pribadi muslim yang berakhlak mulia, taan kepada Allah dan Rosul-Nya, hormat kepada ibu bapaknya dan sebagainya.
Untuk itu harus ada upaya pembinaan terhadap siswa di sekolah ataupun di luar sekolah, baik itu oleh orang tua atau guru sebagai pebdidik. Upaya tersebut agar dilakukan dalam hubungan kerjasama yang harmonis, baik memalui pendidikan dalam keluarga maupun pendidikan (pembinaan mental) yang diselenggarakan oleh masyarakat.
Namun pada kenyataannya di lapangan, tidak sedikit kendala untuk mewujudkan kerjasama semacam itu baik dikarenakan tingkatan pendidikan orang tua yang rendah, kesibukan oran tua, maupun linkungan masyarakat yang kurang menunjang. Disamping banyaknya, orang tua nyang apriori terhadap pendidikan anak, bahkan ada orang tua yang tersinggung ketika menerima laporan mengenai keburukan tingkah laku anaknya.
Telepas dari permasalahan diatas, peneliti ingin mencari gambaran yang kongkrit dan akurat mengenai manfaat peran serta tokoh masyarakat dan Guru pendidikan Agama Islam dalam membina akhlaq siswa sehingga dapat memberikan kontribusi bagi keberhasilan pendidikan pada umumnya dan keberhasilan pembinaan akhlaq.


B. Perumusan Masalah

Dari latar belakang diatas, penulis menyusun perumusan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana program bimbingan orang tua dengan guru Pendidikan Agama Islam dalam membina akhlaq Siswa di SDN Nanggerang?

2. Bagaimana bimbingan orang tua dan guru Pendidikan Agama Islam dalam membina akhlaq Siswa di SDN Nanggerang?

3. Apa yang menjadi hambatan dalam bimbingan orang tua dan guru Pendidikan Agama Islam dalam membina akhlaq Siswa di SDN Nanggerang?

4. Bagaimana mengatasi hambatan bimbingan orang tua dan guru Pendidikan Agama Islam dalam membina akhlaq Siswa di SDN Nanggerang?

C. Tujuan Penelitian

Secara umum penelitian diarahkan kepada peran serta tokoh masyarakat dan Guru Pendidikan Agama Islam dalam membina akhlak siswa di SDN Nanggerang Kecamatan Leuwimunding Kabupaten Majalengka.

Sejalan dengan permasalahan tersebut diatas maka secara khusus tujuan penelitian yaitu :
1. Untuk mengetahui program bimbingan orang tua dengan guru Pendidikan Agama Islam dalam membina akhlaq Siswa di SDN Nanggerang?

2. Untuk mengetahui pelaksanaan bimbingan orang tua dan guru Pendidikan Agama Islam dalam membina akhlaq Siswa di SDN Nanggerang?

3. Untuk mengetahui hambatan dalam bimbingan orang tua dan guru Pendidikan Agama Islam dalam membina akhlaq Siswa di SDN Nanggerang?

4. Untuk mengetahui cara mengatasi hambatan bimbingan orang tua dan guru Pendidikan Agama Islam dalam membina akhlaq Siswa di SDN Nanggerang?


D. Kerangka Berfikir

Pokok dari semua ilmu pengetahuan agar berakhlaq mulia adalah mengenal Allah SWT. Tidak mengenal Allah sama halnya dengan bodoh, walaupun berpengetahuan tinggi tapi ia akan bertingdak taka tahu arah, sembrono tidak sesuai dengan aturan, ia akan mempunyai akhlaq yang tidak baik.
Agar terciptanya manusia dan masyarakat Indonesia termasuk generasi muda yang tepat guna dalam menghadapi kemajuan ilmu pengetahuan dan tekhnologi yang semakin maju maka perlu adanya bimbingan dan pembinaan terhadap mereka.
Jika diperhatikan akhir-akhir ini banyak sekali bentuk aktivitas anak yang menyimpang yang tidak sesuai dengan norma-norma susila maupun norma-norma agama, seperti perkelahian, penyalahgunaan obat-obatan terlarang dan lain-lain.


Jadi kenakanlah anak dengan berbagai dinamikanya yang terjadi selama ini mutlak menuntut perhatian serta usaha penaggulangnnya dari berbagai pihak, yaitu pemerintah, Orang Tua dan Masyarakat. Usaha ini tidak bisa dilakukan secara sepihak melainkan harus ada kerjasama yang harmonis dan seimbang. Kerjasama dimaksud ialah melakukan suatu usaha yang ditangani oleh berbagai pihak yaitu orang tua dan guru Pendidikan Agama Islam.
Mengingat kedudukan dan peranan guru Pendidikan Agama Islam dalam pembinaan Akhlaq siswa memiliki posisi yang strategis dalam hubungan ini Allah SWt berfirman dalam Al-Qur`an Ali Imron ayat 104.

Artinya : ”Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma`ruf dan mencegah dari yang munkar, merekalah orang-orang yang beruntung.” (Al-Qur`an dan terjemahnya, Departemen Agama RI, 1984 : 93)
Peran serta orang tua terhadap pembinaan akhlaq anak memiliki posisi yang strategis, mengingat kedudukan orang tua adalah merupakan penaggungjawab pendidikan yang pertama dan utama. Hal tersebut menunjukan bahwa keberhasilan dalam membina akhlaq sangat ditentukan oleh adanya pembinaan mental yang dilakukan melalui pendidikan dalam keluarga.
Dalam rangka upaya kerjasama tersebut tentunya tidak terlepas dari akan adanya faktor-faktor penghambat terhadap pendukung serta faktor-faktor penghambat terhadap pembinaan akhlaq anak. Untuk lebih jelas penulis gambarkan dalam bentuk skema sebagai berikut.

E. Lokasi dan Kondisi Obyektif Lapangan

Lokasi lapangan adalan SDN Nanggerang yang berda di Desa Nanggerang Kecamatan leuwimunding Kabupaten majalengka.

Kondisi Obyektif SDN Nanggerang termasuk SD yang sangat didominasi oleh masyarakat karena di desa kami hanya ada satu SD. Sekolah ini terletak ditengah-tengah, antara pemukiman penduduk dengan ladang masyarakat yang sebagian besar mata pencaharian memang sebagai petani dan sebagian lagi sebagai pedagang dengan rata-rata pendidikan orang tua tamatan sekolah dasar.

F. Kajian Teoritis Mengenai Kerjasama Orang Tua Dan Guru Pendidikan Agama Islam
Dalam Membina Akhlaq Siswa

A. Pendidikan Agama Islam

1. Pengertian

Pendidikan Islam adalah suatu sistem pendidikan yang mencangkup seluruh aspek kehidupan yang dibutuhkan oleh hamba Allah. Oleh karena Islam mempedomani seluruh aspek kehidupan manusia muslim baik duniawi maupun ukhrowi”. (Nur Uhbiyati, 1999:13)
Dengan demikian jelaslah bagi kita bahwa semua cabang ilmu pengetahuan yang secara materiil bukan Islamis termasuk ruang lingkup pendidikan juga, sekurang-kurangnya menjadi bagian yang menunjang.

Mengingat luasnya jangkuan yang harus digarap olah pendidikan Islam, maka pendidikan Islam tidak menganut sistem tertutup melainkan terbuka terhadap tuntutan kesejahteraan umat manusia, baik tuntutan dibidang ilmu pengetahuan dan tekhnologi maupun tuntutan pemenuhan kehidupan rohaniah. Kebutuhan itu semakin meluas sejalan dengan meluasnya tuntutan hidup manusia itu sendiri.
Oleh karena itu ditinjau dari aspek penglamannya, pendidikan Islam berwatak akomodatif kepada tuntutan kemajuan zaman yang ruang lingkupnya berada didalam kerangka acuan norma-norma kehidupan Islam.


2. Tujuan Pendidikan Agama Islam

Tujuan Pendidikan Islam secara keseluruhan menurut Zakiyah Daradjat sebagai berikut :
”Kepribadian seseorang yang membuatnya insan kamil dengan pola taqwa, insan kami artinya manusia utuh rohani dan jasmani, dapat hidup dan berkembang secara wajar dan normal karena taqwanya kepada Allah S. W.T.” (Nur Uhbiyah, 1999 : 41)

Ada beberapa tujuan pendidikan yang perlu kita ketahui yaitu :

a) Tujuan Umum

Tujuan umum ialah tujuan yang akan dicapai dengan semua kegiatan pendidikan, baik dengan pengajaran atau dengan cara lain. Tujuan itu meliputi sikap, tingkah laku, pemapilan, kebiasaan dan pandangan.

b) Tujuan Akhir

Pendidikan Islam itu berlangsung selam hidup, maka tujuan akhirnya terdapat pada waktu hidup di dunia ini telh berakhir pula. Tujuan akhir Pendidikan Islam itu dapat dipahami dalam firman Allah Surat Ali Imran ayat 102 :

Artinya : Wahai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kamu kepada Allah dengan sebenar-benarnya taqwa, dan janganlah kamu, mati kecuali dalam keadaan muslim”. )Al-Qur`an dan terjemahnya, Departemen Agama RI, 1984 : 92

c) Tujuan Sementara

Tujuan sementara yaitu tujuan yang akan dicapai setelah anak didik diberi sejumlah pengalaman tertentu yang direncanakan dalam suatu kurikulum pendidikan formal.

d) Tujuan Operasional

Tujuan operasional yaitu tujuan praktis yang akan dicapai dengan sejumlah kegiatan pendidikan tertentu.

B. Peran Serta Tokoh Masyarakat dan Guru

Peran serta adalah ”Usaha yang dilakukan bersama-sama dalam menghadapi suatu pekerjaan, guna memperingan dan mempercepat terselesaikannya suatu pekerjaan. Peran serta tokoh masyarakat dan guru Pendidikan Agama Islam maksudnya adalah upaya bersama-sama antara tokoh masyarakat dan guru dalam melaksanakan pembinaan akhlaq pada anak-anak. Peran serta ini lebih diarahkan pada perhatian yang serius dan berkesinambungan dalam proses pendidikan dan pembinaan akhlaq, untuk menciptakan anak yang berbudi luhur”. (Zuhairirni dkk : 1997)


C. Pembina Akhlaq

Pembinaan akhlaq ”Usaha secara sadar dan terarah guna menanamkan budi pekerti yang luhur dan niai-nilai yang susila kepada anak sesuai dengan prinsip-prinsip ajaran islami dan tuntunan serta peri kehidupan Rosulullah SAW, sebagai uswatun hasanah”. (Barnawi Umary : 1996)

D. Hubungan Peran Serta Tokoh Masyarakat dan Guru dengan Pembina Akhlaq
Peran serta tokoh masyrakat dan guru Pendidikan Agama Islam sangat diperlukan dalam pembinaan akhlaq terhadap siswa. ”Keberadaan anak di sekolah waktunya sangat terbatas, anak lebih banyak berada di lingkungan orang tuanya dari pada di lingkungan sekolah. Apabila orang tua kurang memperhatikan sikap dan tingkah laku anaknya di rumah, maka teori-teori pelajaran yang diberikan oleh guru disekolah tidak dapat dilaksanakan dalam kehidupan praktis di lingkungan rumah”. (Zuhairini dkk : 1997)

II. Kerangka Metode, Populasi, Sampel dan Penelitian

A Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriftif, yaitu metode yang bertujuan melukiskan secara sistematis fakta atau karakteristik, populasi tertentu atau bidang tertentu secara faktual dan cermat”. (Wahyu MS, 1987 : 42)

B Populasi

”Populasi adalah karakteristik tertentu dari sekumpulan obyek yang lengkap yang ingin dipelajari sifatnya” (Sudjana 1989 : 6). Yang menjadi populasi adalah siswa /i SD Nanggerang

C Sampel

”Sampel adalah bagian atau seluruh elemen yang dapat mewakili dan menganalisasikan hasil dari suatu penelitian”. (Suyatna Basar, 1987 : 58)

D Teknik Pengumpulan Data

Ada beberapa teknik pengumpulan data yang lazim dipergunakan oleh penelitian antara lain.

1. Obsevasi, yaitu dengan melakukan pengamatan yang dijadikan lokasi penelitian guna mendapatkan data yang diperlukan.

2. Wawancara, yaitu pengumpulan data dengan cara mewawancarai responden yang diteliti.

3. Dokumentasi, yaitu pengumpulan data dengan cara merangkap dokumen sejarah, cara semacam ini sangat penting untuk penelitian yang menggunakan metode historis.

4. Angket, yaitu cara mengumpulkan data dengan menggunakan daftar isian atau daftar pertanyaan yang lebih disiapkan dan disusun sedemikian rupa.

E Teknik Pengolahan Data

Teknik pengolahan data yang didapatkan dari hasil penyebaran angket akan dioleh dengan perhitungan statistik X2 atau Chi Kwadrat dengan menggunakan rumus :
Keterangan : fo = frekwensi observasi

fh = frekwensi yang harapkan


III. Kondisi Obyektif Lapangan

Lokasi SD Negeri Nanggerang

Sekolah Dasar Negeri Nanggerang bertempat di jalan Arya Kemuning Desa Nanggerang Kecamatan Leuwimunding Kabupaten Majalengka. Secara geografis sekolah Dasar Negeri Nanggerang letaknya cukup strategis karena berada di pinggir jalan sehingga memudahkan transportasi bagi yanga akan berkunjung.
Sehingga besar mata pencaharian penduduknya adalah sebagai petani dan sebagian lagi sebagai pedagang.

Sekolah Dasar negeri Nanggerang memiliki tanah seluas 2460m2 dengan batas-batas tanah sebagai berikut :

a. Sebelah Utara = Jalan Raya Nanggerang

b. Sebelah Timur = Pondok Pesantren Miftahul Huda Tsani.

c. Sebelah Selatan = Sawah / Lahan Pertanian

d. Sebelah Barat = Rumah Penduduk


IV. Kerangka Berfikir



CONTOH LAPORAN ILMIAH
LAPORAN KARYA TULIS ILMIAH : PERANAN TELEPON GENGGAM TERHADAP KEHIDUPAN REMAJA SEIRING DENGAN PERKEMBANGAN TEKNOLOGI DAN KOMUNIKASI


DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL …………………………………………………………………………... i
HALAMAN PENGESAHAN ………………………………………………………………….ii
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ……………………………………………… iii
KATA PENGANTAR ………………………………………………………………………… iv
DAFTAR ISI …………………………………………………………………………………..v

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang………………………………………………………… .1
B. Rumusan Masalah…………………………………………………….. ..2
C. Pemecahan Masalah…………………………………………………. …3
D. Maksud dan Tujuan…………………………………………………… .3

BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi Handphone………………………………………………… …4
B. Perkembangan Handphone Dari Masa Ke Masa…………………… …5
C. Peranan Telepon Genggam Terhadap Kehidupan
Remaja Seiring Dengan Perkembangan
Teknologi dan Komunikasi………………………………………. …..17
D. Fakta Sikap Para Remaja Yang Pengguna Handphone… ……………22
E. Pengaruh Penggunaan Handphone Terhadap Kehidupan …………….23
F. Tindakan Remaja Untuk Menghindari Penyalahgunaan Handphone…………………………………………………………….. 26

BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan…………………………………………………………….. 27
B. Saran…………………………………………………………………….27
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………… 29
vi

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Suatu titik terang yang bermula pada suatu kesederhanaan pada kehidupan manusia, telah menjadi sesuatu yang bermanfaat untuk mempermudah semua aspek kehidupan bernama TEKNOLOGI. Dunia informasi saat ini seakan tidak bisa terlepas dari teknologi. Konsumsi masyarakat akan teknologi menjadikan dunia teknologi semakin lama semakin canggih komunikasi yang dulunya memerlukan waktu yang lama dalam penyampaiannya kini dengan teknologi segalanya menjadi sangat dekat dan tanpa jarak.
Awalnya, teknologi diciptakan untuk mempermudah setiap kegiatan manusia. Lahir dari pemikiran manusia yang berusaha untuk mempermudah kegiatan-kegiatannya yang kemudian diterapkan dalam kehidupan. Kini teknologi telah berkembang pesat dan semakin maju seiring dengan perkembangan zaman sehingga terjadi pengalihan fungsi teknologi. Contohnya pada salah satu fasilitas canggih pada masa ini yang akan kami bahas yaitu mengenai telepon genggam yang lebih dikenal dengan sebutan handphone.
Beberapa tahun yang lalu handphone hanya dimiliki oleh kalangan pembisnis yang memang benar-benar membutuhkan itu untuk kelancaran pekerjaannya. Seiring berjalannya waktu handphone bisa dimiliki oleh semua kalangan. Baik yang sangat membutuhkan maupun yang kurang membutuhkan. Karena sekarang handphone di lengkapi dengan beberapa fitur yang membuat handphone memiliki beberapa fungsi selain menelepon atau saling berkirim pesan singkat. Handphone kini bukan lagi sekadar alat untuk berkomunikasi. Namun juga sebagai gaya hidup, penampilan, tren dan prestise.
Kini dunia handphone adalah dunia untuk berkomunikasi, berbagi, mencipta dan menghibur dengan suara, tulisan, gambar, musik dan video. Disamping harga yang ditawarkan cukup terjangkau, berbagai fitur handphone juga diberikan sebagai penunjang majunya teknologi. Dengan semakin berkembangnya teknologi, perangkat Handphone semakin lengkap mulai dari Game, Mp3, Kamera, Radio, dan koneksi Internet. Bahkan sekarang muncul teknologi baru untuk melengkapi komponen yaitu 3G. Dimana generasi ini telah merambah ke layanan internet secara Wireless. Teknologi ini telah merambah ke akses secara permanent Web, Video interaktif, dengan kualitas suara yang sangat baik sekualitas CD Audio Player hingga ke teknologi kamera video yang diintegrasikan dalam telepon seluller. Di kalangan remaja menggunakan handphone sebagai alat multi fungsi karena multi fungsi tersebut para remaja dapat menggunakan secara positif dan negatif tergantung dari tiap individu.
Contoh positif dari penggunaan handphone oleh remaja:
1. Mempermudah berkomunikasi untuk menyambung silaturahmi (pesan dan telepon).
2. Sarana untuk mencari kebutuhan informasi (internet).
3. Membantu proses pembelajaran.
4. Sarana untuk hiburan (permainan, audio, video).
Contoh negatif dari penggunaan handphone oleh remaja:
1. Sebagai alat untuk menyimpan hal-hal yang mengandung asusila.
2. Sebagai sarana untuk saling berlomba menunjukkan prestise.
3. Penggunaan tidak sesuai dengan kondisi. Misalnya saat proses belajar mengajar sedang berlangsung menggunakan handphone untuk sms-an dengan pacar.

B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi handphone?
2. Bagaimana perkembangan telepon genggam dari masa ke masa?
3. Apa peranan telepon genggam terhadap kehidupan remaja seiring dengan perkembangan teknologi dan komunikasi?
4. Bagaimana fakta sikap para remaja yang menggunakan handphone?
5. Apa pengaruh penggunaan handphone bagi kehidupan?
6. Apa tindakan yang dilakukan remaja untuk menghindari penyalahgunaan handphone?

C. Pemecahan Masalah
1. Definisi handphone.
2. Perkembangan handphone dari masa ke masa
3. Peranan telepon genggam terhadap kehidupan remaja seiring dengan perkembangan teknologi dan komunikasi.
4. Fakta sikap para remaja yang menggunakan handphone.
5. Pengaruh penggunaan handphone dalam kehidupan.
6. Tindakan yang dilakukan remaja untuk menghindari penyalahgunaan handphone.

D. Maksud dan Tujuan
Maksud dari pembuatan karya tulis ini adalah untuk memenuhi persyaratan akademis di SMA Negeri 11 Surabaya.
Tujuan karya tulis adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui perkembangan handphone serta penggunaannya oleh remaja.
2. Memberikan informasi kepada siswa, guru dan masyarakat terutama remaja mengenai perkembangan handphone.
3. Memberikan informasi kepada siswa, guru dan masyarakat terutama remaja mengenai dampak penggunaan handphone.
4. Memberikan gambaran kepada siswa, guru dan masyarakat terutama remaja mangenai pengaruh handphone dalam kehidupan.
5. Menyajikan data mengenai remaja yang berkaitan dengan penggunaan handphone.
6. Menampilkan data yang dapat memberikan masukan pada remaja pengguna handphone.
7. Melatih siswa untuk dapat membuat karya tulis ilmiah dengan baik dengan data-data yang telah ada.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Handphone
Apa itu handphone?Telepon genggam atau Handphone adalah sebuah perangkat telekomunikasi elektronik yang mempunyai kemampuan dasar yang sama dengan telepon fixed line sehingga konvesional namun dapat dibawa keman-mana ( portable ) dan tidak perlu disambungkan dengan jaringan telepon menggunakan kabel ( nirkabel, wireless ).
Generasi pertama system selular Analog yaitu AMPS ( Advance Mobile Phone Service ). Versi dari AMPS dikenal sebagai Narrowband Advance Mobile Phone Service ( NAMPS ) yang menggabungkan teknologi digital, sehingga system ini dapat digunakan untuk membawa tiga kali lebih besar kapasitas pada setiap panggilan versinya. Pada tahun 1981 muncul NMT ( Nordic Mobile Telephone System ). Pada tahun 1982 muncullah GSM ( Global System For Mobile Communination ).
Pada tahun 1990 jaringan Amerika Utara bergabung membentuk standarisasi IS-54B dimana standarisasi ini adalah yang pertama kali menggunakan dual mode seluler berdasarkan teknik penyebaran spectrum untuk meningkatkan kapasitas yang disebut IS-95. Dengan menggunakan protocol AMPS sebagai defaultnya, akan tetapi mempunyai cara kerja SEC. Normal yang berbeda dengan analaog selular serta lebih canggih dibanding IS-54.
Pada awalnya disebutkan bahwa yang menggunakan teknologi sistem Code Division Multiple Access ( CDMA ) secara digital akan meningkatkan kapasitas hingga 10 sampai 20 kali pada sistem selularnya. Meskipun konsep tersebut mengedankan hal inilah yang menjadikan sistem berdasarkan CDMA menjadi metode transmisi pilihan pada pemasangan-pemasangan baru di atas sistem CDMA. Indonesia mempunyai dua jaringan telepon nirkabel yaitu GSM dan CDMA tetapi sekarang ada era generasi baru Handphone yaitu era generasi ke-3 ( 3G ). Dimana generasi ini telah merambah ke layanan internet secara wireless.

B. Perkembangan Handphone Dari Masa Ke Masa
Sejarah Handphone
Handphone saat ini memang bukan barang yang mewah dan aneh bagi masyarakat Indonesia. Industri handphone, bergerak sangat cepat, setara dengan melesatnya kecepatan suaranya. Kini semakin banyak teknologi pendukung yang terintegrasi dengan produk handphone, seperti radio FM, kamera digital dan pemutar MP3. Belum lagi ukuran handphone yang berlomba untuk makin kecil dan menarik.
Pilihan operator dan jangkauan operator pun menjadi yang semakin banyak dipasaran, turut memanjakan konsumen. Handphone kini bukan lagi sekadar alat untuk berkomunikasi. Namun juga sebagai gaya hidup, penampilan, tren dan prestise. Kini dunia handphone adalah dunia untuk berkomunikasi, berbagi, mencipta dan menghibur baik dengan suara, tulisan, gambar, musik maupun video.
Teknologi handphone pertama kali diperkenalkan pada tanggal 3 April 1973. Komunitas bisnis telefon bergerak mengingatnya sebagai hari lahirnya handphone. Saat itu untuk pertama kalinya pembicaraan jarak jauh dengan perangkat telefon bergerak portable dilakukan. Yang pertama kali mencobanya adalah Martin Cooper, General Manajer Divisi Sistem Komunikasi Motorola. Ide handphone datang dari Cooper yang bermimpi untuk membuat alat komunikasi yang fleksibel. Ia menginginkan untuk dapat keluar dari keterbatasan telefon tetap (fixed phone). Handphone Mr. Cooper ini memiliki berat hampir 1 kg dengan ukuran tinggi 33 cm. Sebagai teknologi baru, handphone tersebut tidak langsung dijual ke masyarakat. Perlu waktu sampai 10 tahun sampai tersedia layanan komersial telefon bergerak.
Tepatnya pada tahun 1983, ketika Motorola memperkenalkan DynaTAC 8000X. Inilah handphone pertama yang mendapat izin dari Federal Communications Commission) FCC dan bisa dipergunakan untuk tujuan komersial. FCC adalah badan pemerintah di AS yang mengatur semua regulasi menyangkut penyiaran (broadcasting) dan pengiriman sinyal radio atau televisi lewat gelombang udara. Handphone ini tersedia di pasaran pada bulan April 1983. Beratnya sekira 16 ons atau 1/5 kg. Dijual dengan harga 3.500 Dolar AS atau sekira Rp 30-an juta.

Sejarah Telefon Bergerak
Teknologi telefon bergerak, pertama kali muncul tahun 1946. Layanan ini hanya berkapasitas 6 channel suara, yang artinya dalam satu waktu hanya bisa menangani 6 panggilan secara bersamaan. Setahun kemudian, beberapa ilmuwan di pusat riset perusahaan telekomunikasi mulai melirik pengembangan telepon mobile menuju telepon genggam portabel. Tujuannya adalah meningkatkan kapasitas layanan telepon mobile, sehingga bisa menampung lebih dari 6 pembicaraan pada saat bersamaan. Secara teori, teknologi ini memang memungkinkan untuk dikembangkan. Caranya adalah dengan pengaturan area layanan (range of service) ke dalam sel-sel yang kecil. Penggunaan frekuensinya bisa sama, namun dilakukan dengan berbeda sel. Bila diaplikasikan, dampaknya dapat meningkatkan lalu lintas pembicaraan pada telepon mobile secara signifikan.
Pada tahun 1947 perusahaan telekomunikasi AS AT&T mengajukan usul agar FCC mengalokasikan spektrum frekuensi yang lebih lebar. Maksudnya agar area distribusi layanan menjadi semakin luas. Dengan area yang semakin luas diharapkan akan semakin memperbesar pasar pengguna telepon mobile. Namun usulan ini tidak ditanggapi serius oleh FCC. Jumlah frekuensi yang diizinkan tetap dibatasi, hanya 23 percakapan pada saat bersamaan di satu area layanan. Sebuah jumlah yang dirasakan di dunia usaha tidak cukup menjanjikan untuk berinvestasi serius.
Baru di tahun 1968, FCC mengizinkan peningkatan alokasi frekuensi. Kemudian AT&T dan Bell Labs bersaing mengajukan sistem selular sebagai konsep baru sistem telefon bergerak. Sistem baru ini bertumpu pada pemancar dengan daya rendah untuk layanan di satu area kecil yang berukuran beberapa km saja. Inilah cikal bakal dari teknologi yang disebut “cell” atau “cellular”. Kumpulan dari sel-sel kecil ini, bila digabungkan akan membentuk area layanan yang luas. Masing-masing tower pemancar hanya akan menggunakan sebagian kecil dari total frekuensi yang dialokasikan.
Tahun 1977 AT&T dan Bell Labs membuat prototipe sistem seluler. Setahun kemudian diujicobakan secara umum di Chicago. Lebih dari 2000 pelanggan turut mencoba sistem baru ini. Kemudian pada tahun 1981, Motorola dan American Radio Telephone juga memulai sistem komunikasi berbasis selular di Washington/Baltimore. FCC baru satu tahun kemudian memberikan izin komersialisasi layanan telefon bergerak. Yang memacu perusahaan komunikasi lainnya untuk mengembangkan teknologi seluler. Pada tahun 1983 perusahaan Ameritech muncul salah satu standar sistem komunikasi seluler.
Teknologi ini dikenal dengan nama AMPS (Anvanced Mobile Phone Service). Inilah layanan komersial pertama sistem selular analog yang menjadi basis teknologi digital (TDMA, dan CDMA). Perkembangan teknologi telepon seluler tidak hanya terjadi di Amerika Serikat saja. Jepang pada tahun 1979 meluncurkan layanan telepon seluler dengan sistem komunikasi berbasis PCS. Eropa tidak mau ketinggalan dengan mengembangkan teknologi GSM.Teknologi ini digunakan tahun 1970 yang diawali dengan penggunaan mikroprosesor untuk teknologi komunikasi. Pada tahun 1971, jaringan handphone pertama dibuka di Finlandia bernama ARP. Menyusul kemudian NMT di Skandinavia pada tahun 1981 dan AMPS pada tahun 1983. Penggunaan teknologi analog pada generasi pertama menyebabkan banyak keterbatasan yang dimiliki seperti kapasitas trafik yang kecil, jumlah pelanggan yang dapat ditampung dalam satu sel sedikit dan penggunaan spektrum frekuensi yang boros.
Di sisi lain, meningkatnya jumlah pelanggan tidak bisa ditampung generasi pertama. Selain itu, teknologi 1G hanya bisa melayani komunikasi suara, tidak seperti 2G yang bisa digunakan untuk SMS. NMT atau Nordic Mobile Telephone adalah jaringan handphone analog yang pertama kali digunakan secara internasional di Eropa Utara. Jaringan ini beroperasi pada frekuensi 450 MHz sehingga sering disebut NMT-450, ada juga NMT-900 yang beroperasi pada frekuensi 900MHz. Mengingat tuntutan pasar dan kebutuhan akan kualitas yang semakin baik, lahirlah teknologi generasi ke dua atau 2G. Generasi ini sudah menggunakan teknologi digital. Teknologi 2G lainnya adalah IS-95 CDMA, IS-136 TDMA dan PDC.
Generasi kedua selain digunakan untuk komunikasi suara, juga bisa untuk SMS dan transfer data dengan kecepatan maksimal 9.600 bps (bit per second). Sebagai perbandingan, modem yang banyak digunakan untuk koneksi internet berkecepatan 56.000 bps (5,6 kbps). Kelebihan 2G dibanding 1G selain layanan yang lebih baik, dari segi kapasitas juga lebih besar. Karena pada 2G, satu frekuensi bisa digunakan beberapa pelanggan dengan menggunakan mekanisme Time Division Multiple Access (TDMA). Standar teknologi 2G yang paling banyak digunakan saat ini adalah GSM (Global System for Mobile Communication), seperti yang dipakai sebagian besar handphone saat ini. GSM beroperasi pada frekuensi 900, 1800 dan 1900 MHz. GSM juga mendukung komunikasi data berkecepatan 14, 4 kbps.

DAFTAR PUSTAKA :
• http://indonesialanguage.blogspot.com/2008/03/materi-bahasa-indonesia_07.html
• http://approdite1992.wordpress.com/2009/03/30/teknik-pembuatan-proposal/
• http://www.scribd.com/doc/7750045/Proposal
• http://26shs.blogspot.com/2010/07/hallo-semuanya-apa-kabar-nih.html
• http://eqhartadi69.blogspot.com/2010/06/manfaat-proposal.html?zx=a25565b35473de95
• http://muara.dagdigdug.com/2009/09/15/laporan-karya-tulis-ilmiah-peranan-telepon-genggam-terhadap-kehidupan-remaja-seiring-dengan-perkembangan-teknologi-dan-komunikasi/
• http://www.anakciremai.com/2009/09/contoh-proposal-skripsi-bimbingan-orang.html

2 komentar: